Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Terungkap! Penyebab Putri Candrawathi Menangis di Magelang, Pengacara: Si Cantik Mengadu ke Ferdy Sambo...

Terungkap! Penyebab Putri Candrawathi Menangis di Magelang, Pengacara: Si Cantik Mengadu ke Ferdy Sambo...


Pengacara keluarga Brigadir Yoshua atau Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak mengungkapkan penyebab Putri Candrawathi menangis di Magelang.

Putri Candrawathi atau Putri Candrawati


Dia menuturkan bahwa istri Ferdy Sambo tersebut menangis setelah ribut dengan sang suami hingga tak kuasa menahan air mata.


"Tanggal 2 (Juli 2022) berangkat mereka bersama-sama ke Magelang," ucap Kamaruddin Simanjuntak dalam acara talkshow 'Kontroversi'.


"Di Magelang terjadi lagi keributan rumah tangga antara si bapak dan si Ibu, diduga bertengkar lagi sampai akhirnya nangis-nangis karena kenapa? di sana diduga si wanita cantik ini mengadu ke si Bapak bahwa dia akan mundur dari instansinya, instansi tempat si cantik bekerja," katanya.


"Nah sehingga membuat si bapak ini emosional, terjadilah di situ pertengkaran, ada yang nangis-nangis," ujarnya menambahkan.


Setelah terjadi keributan dengan Putri Candrawathi, Ferdy Sambo pun dilaporkan pulang lebih dulu bersama ajudannya ke Jakarta.


Dia pulang menggunakan pesawat dengan ajudan berinisial D yang diduga terus menghasut Ferdy Sambo selama ini.


"Kemudian karena terjadi pertengkaran, si bapak pergi pulang duluan, tidak bersama-sama lagi baliknya," ucap Kamaruddin Simanjuntak.


"Dia pulang diduga naik pesawat dengan ajudan yang diduga selama ini sering menghasut, itu Inisial D," tuturnya menambahkan.


Kemudian pada tanggal 7 Juli 2022, Brigadir J mendapatkan ancaman pembunuhan jika dia 'naik ke atas'.


"Kemudian di tanggal 7, dia mendapatkan ancaman apabila naik ke atas maka Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat akan dihabisi atau dibunuh," kata Kamaruddin Simanjuntak.


"Dia telepon lagi pada kekasih, bahwa saya akan dibunuh apabila naik keatas. Cuman kekasihnya ini tidak bertanya apa yang dimaksud dengan naik keatas ini," ujarnya menambahkan.


Kemudian keesokan harinya, Brigadir J selaku ajudan ikut kembali pulang ke Jakarta mengawal Putri Candrawathi.


Begitu tiba di rumah, ternyata Ferdy Sambo telah menunggu kedatangan mereka, padahal masih jam kantor.


"Besoknya, tanggal 8 mereka balik. Ketika mereka balik, nyampe di Jakarta, tahu-tahu sudah menunggu si bapak di rumah padahal harusnya Di kantor karena ini jam kantor toh," tutur Kamaruddin Simanjuntak.


"Harusnya dia sebagai Kadiv Propam ada di kantor, ternyata sudah menunggu di rumah," ucapnya menambahkan.


Setelah masuk ke rumah dan membereskan barang-barang, Brigadir J pun diduga disiksa dan ditembak hingga mendapatkan banyak luka di tubuhnya.


"Nah setelah ditunggu di rumah, beres-beres semua barang-barang dimasukkan kedalam rumah, kemudian diduga disiksa lah ini, dipatah-patahin jari-jarinya, kakinya, tangannya, kemudian bahunya diduga dihajar jadi luka menganga," kata Kamaruddin Simanjuntak.


"Kemudian ditembak dari sini (bawah dagu) tembus ke bibir bawah, ditembak dari belakang tembus ke hidung depan, ditembak itu dadanya lurus ke belakang, kemudian ada Luka di sini di lipatan kaki ini sampai ada rembesan darah. Kemudian Di kaki sini, kemudian di kaki sini, kemudian di bahu kanan kiri semua banyak kali luka," tuturnya.


"Padahal menurut penerangan karopenmas Polri, dia hanya ditembak lima kali, kena empat, Kenapa lukanya lebih dari 10?," ujarnya menambahkan, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari kanal Youtube metrotvnews, Minggu, 14 Agustus 2022.***

BACA SELENGKAPNYA KLIK DISINI

BACA SELENGKAPNYA KLIK DISINI