Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

VIRAL Atlet Voli Cantik Terancam Kehilangan Kaki, Tanpa Biaya Perawatan Rumah Sakit....

            Sehat dan bugar adalah aset paling berharga bagi seorang atlet. Tanpa kesehatan atlet tidak akan mampu bertanding.

Tanpa bertanding, seorang atlet tidak bisa lagi menunjukkan kemampuan terbaiknya, dan tentunya hal ini membuat masa depannya sebagai seorang atlet menjadi suram.




Hal itu dialami pemain bola voli asal Kabupaten Kampar, Riau, bernama Riska Ramadila (17).




Kaki Riska Ramadila (17) terancam diamputasi, karena tak punya biaya untuk berobat ke rumah sakit yang bisa menangani kondisinya.




Kisah Riska Ramadila (17) kini ramai diperbincangkan di media sosial. Banyak yang bersimpati padanya setelah diposting di akun Facebook yang viral.




Lihat video viral Bola Voli Cantik di Hotel, klik di sini




Dalam postingannya, wanita berpenampilan cantik ini disebut-sebut hampir lumpuh akibat tumor ganas setelah terjatuh saat berlatih voli.




Melihat kondisi memprihatinkan tersebut, beberapa pihak telah memberikan bantuan seperti Kapolres Kampar, AKBP Muhammad Kholid dan Kapolres Kampar Kiri Kompol Yulisman.




Berikut postingan selengkapnya di akun Facebook ini. Ini Viral. “Tidak ada biaya, pemain voli andalan sekolah itu terancam amputasi.




Kemiskinan tidak hanya mengaburkan masa depan generasi penerus bangsa, tetapi juga mengancam kehidupan. Hal menyakitkan itu kini dirasakan oleh Riska, siswa SMA Kamparkiri.




Ketiadaan biaya pengobatan membuat gadis berbakat di bidang olahraga ini hanya bisa terbaring lemah.




Selain cantik, begitu viral netizen di media sosial menyebutnya, Riska Ramadila (17) juga terkenal di kalangan teman-temannya sebagai pemain voli andalan sekolahnya.




Riska yang kini duduk di bangku kelas 3 SMA hampir tidak pernah melewatkan olahraga ini. Bahkan diduga mulai dari olahraga ini kakinya juga terkena tumor ganas.




Tumor itu membuatnya terbaring lemah di sebuah rumah kayu yang sangat sederhana di RT 03, RW 03 Kayu Mas, Desa Foldkain, Kecamatan Kamparkiri.




Rumahnya yang berada di tengah kelurahan hanya berjarak sekitar 2 menit dari kantor lurah, namun nasibnya tidak bisa dibawa ke pusat. Kehidupan ekonomi keluarganya bahkan termasuk dalam kategori masyarakat marjinal.




Akibat ekonomi, bengkak yang awalnya dialami Riska setelah terjatuh saat bermain voli di sekolah pada Juli 2019 lalu, hanya bisa diobati melalui pijat tradisional.




Memang terlalu mahal bagi anak pasangan Herianto dan Muzarniati ini untuk berobat ke dokter atau klinik jika hanya karena bengkak kecil di kaki.




Perkiraan pembengkakan kecil pun salah. Kaki kanan Riska terus membengkak, bahkan kini sudah hampir sebesar kepalanya.




Dua bulan setelah kejadian itu jatuh di lapangan voli, atau pada September 2019 lalu, Riska tak bisa banyak bergerak.




Dia hanya bisa terbaring lemah. Bukan tanpa mencoba pergi ke rumah sakit. Mengandalkan BPJS Kesehatan melalui Kartu Indonesia Sehat, Riska dibawa ke puskesmas.




Kemudian dirujuk ke rumah sakit di Pekanbaru. Tapi apa daya. Memang, tidak ada biaya seperti itu.




Informasi terakhir dari RS Arifin Achmad Pekanbaru, Riska harus dirujuk ke Jakarta karena keterbatasan peralatan di rumah sakit.




“Mendengar orang tua Jakarta semua namanya susah, langsung pusing. Mereka susah bolak-balik ke Pekanbaru.




Apalagi ke Jakarta. Maka melalui ikatan alumni ini, kami berusaha mencarikan bantuan untuk Riska," jelas Ahmad Syukur, Ketua Alumni SMAN 1 Kamparkiri, Minggu (26/1).




Semoga Pemda membantu.. Share atau bagikan postingan ini.. Beritahu Pak #jokowi dan pemerintah pusat