Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KABAR DUKA, Seorаng Anggota Brimob yang Gugur Di-tem.bak KKB Ternyata akаn Menikah SeIepas Tugas di Papua,, 'Sempat Minta di Doakan Agаr Selamat'

                   

Barada Muhammad Kurniadi Sutio, anggota Brimob Kelapa Dua yang tewas dalam baku tembak dengan Organisasi Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, rupanya berencana  menikah.

 Rencana pernikahan pria yang biasa disapa Adi ini akan dilangsungkan usai masa tugasnya di Papua yang konon akan berakhir pada Desember 2021.

 Demikian keterangan orang tua korban bernama Zakisha saat ditemui di rumahnya pada Minggu, 30 Desember 2021.

 Sambil  menahan air mata, Zakisiya mengatakan, saat putranya kembali dari operasi di Papua pada Desember 2021, ia dan tunangannya harus menemani prosesi pernikahan Adi.

 Ternyata pulang cepat (meninggal dunia), kata Zaki sambil berlinang air mata, seperti dikutip Serambinews.com, Minggu (26 September 2021).

 Zakisha mengatakan putranya sering menelepon untuk memberi tahu keluarganya selama dia dikerahkan ke Kiwilok, Papua.

 Zakisiya mengatakan, saat menelpon, ia kerap meminta doa agar putranya selamat dan  pulang dari penempatannya di Papua.

 Zakisha menambahkan, pos pengamanan yang dilayani putranya di Papua kerap diserang  KKB karena  berada di kawasan perbukitan.

 “Jumat lalu, dia menelepon saya seperti biasanya dan meminta doa, karena situasi di lapangan sebenarnya sedang perang,” kata Zakisha.

 Sementara itu, putri sulung korban, Safrida Yani, mengungkap alasan Varada Adi berhenti melajang hanya dalam sehari.

 23 tahun.

 “Dia membantu saya (kakaknya) dan adiknya di Solo saat kami belajar di Brimob, jadi bisa dibilang dia ingin membalas budi,” kata Safrida.

 Kronologi Meninggalnya Barada Kurniadi  Barada Kurniadi diketahui meninggal dunia dalam usia 23 tahun atau setelah dua tahun bertugas di Korps Brimob.

 Pak Adi tergolong pendatang baru, namun sepertinya dia sudah dua kali dikirim ke Papua untuk membongkar KKB.

 Peristiwa penembakan yang menewaskan Barada Kurniadi diketahui terjadi pada Minggu (30 Desember 2021) di Distrik Kiwilok, Kabupaten Pegunungan Bintan, Provinsi Papua.

 Berdasarkan keterangan resmi Satgas Nemankawi, kejadian tersebut bermula sekitar pukul 04.

50 WIB saat terdengar suara tembakan di luar Polsek Kiwirok.

 Suara tembakan diduga kuat  berasal dari  KKB Ngarum Kuper pimpinan Ramek Alipki Tapuro.

 Tim Satgas Mobile Nemankawi yang berada di lokasi kejadian juga melakukan penyergapan dan mulai membebaskan lokasi kejadian.

 “Sepuluh juru bicara DPP Ipda Krishna maju menuju titik penyergapan dan satu per satu pasukan  melompati pagar gereja, jarak gereja ke titik penyergapan adalah 58 meter,” demikian pernyataan misi Nemankawi dikatakan.

 Dua anggota Satgas Nemankawi yang sudah berada di lokasi penyergapan, Barada Fadla dan Almarhum Barada Kurniadi, berpatroli di lokasi untuk mencari anggota lainnya.

 Barada Fadla menggunakan night vision untuk melakukan pengawasan, namun mendiang Barada Kurniadi melakukan pengawasan dengan membelakangi Barada Fadla.

 Pada momen tersebut, pasukan KKB yang sebelumnya bersembunyi melepaskan serangkaian tembakan ke garis depan dari jarak 10 meter.

 ``Setelah saya mendengar suara tembakan, pasukan Bush membalas tembakan  dan saya melihat pasukan KKB terjatuh ke jurang.

'' Barada Kurniadi tertembak di bagian  ketiak  kanan.

 Pasukan kemudian segera mundur untuk mengevakuasi korban.

 Pukul 17.

30 Barada Kurniadi berhasil melarikan diri ke semak-semak, namun kondisinya kritis dan tidak dapat diselamatkan.